Kamis, 20 Oktober 2011

Pengharapan


aku selalu berharap semesta mau diajak bekerja sama untuk mengabulkan apa-apa saja yang  kunginkan.
Aku selalu berharap waktu mau berteman baik, untuk tak membiarkan ku menunggu sesuatu yang tak pasti berkepanjangan.
Aku selalu berharap langit mau melindungi ku dari terpaan dingin dan siksaan panas yang terkadang melemahkan.
Aku selalu berharap bulan setiap malam mau memamamerkan sinarnya yang penuh dengan sejuta cerita.
Aku selalu berharap bintang mau menyombongkan sejuta kerlip nya yang menyempurnakan malam.
Aku selalu berharap tanah mau membantuku tuk berpijak dengan imbang agar tak pincang
Aku selalu berharap udara mau membelai setiap desahan nafas agar jantung dapat memompa darah dengan baik.
Aku selalu berharap hujan mau menurunkan bulir-bulir air mata nya dengan tenang tanpa sedu-sedan.
Aku selalu berharap embun mau berbagi ke sucian pagi dengan asa yang dibalut oleh senyuman.
Aku selalu berharap tiap kenangan tak menjadi alasan untuk terus bertahan di suatu kondisi yang membuat ku penuh sesak, sulit mencari ritme tiap langkah yang diiringi ketakutan.
Aku selalu berharap tiap kenangan tak menjadi alasan untuk terus merekah senyum yang palsu, senyum yang dipaksakan karena suatu alasan yang semu.
                Aku selalu berharap tiap kenangan tak membuat ku bisu lantas menjadi tunawicara tak tau harus berkata apa.
                Aku selalu berharap tiap kenangan tak menyeruak sesuka nya lalu menyiksa ketenengan batin berkepanjangan.
                Aku selalu berharap tiap kenangan tak membakar satu demi satu asa yang menyeruak muncul kepermukaan.
                Aku selalu berharap tiap kenangan tak semena-mena datang lalu kemudian pergi menghilang untuk kemudian dating lagi…pergi lagi.

Aku selalu berharap tiap kenangan tidak memancung perasaan setiap malam hingga rasanya seperti mati untuk kemudian hidup lagi.
Aku selalu berharap tiap kenangan tidak mengintimidasi tembok pertahan yang kubangun untuk melindungi diri ini.
Aku selalu berharap tiap kenangan tidak menjadi kapitalis lantas mengkomersialisasi setiap ingatan dalam memory.
Aku selalu berharap tiap kenangan tidak menjadi iblis yang menggoda setiap saat untuk terus mempertahankan sesuatu yang jelas tak perlu ku pertahankan.
Aku berharap tiap kenangan tidak menjadi fatamorgana yang menampilakan oase ditengah gurun namun sebenarnya tak ada.
Kenangan, aku ingin berdamai. Untuk kali ini saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar